a.
Pengertian generalisasi
Generalisasi adalah pekerjaan untuk menyimpulkan
dari khusus ke umum. Karena sejarah berkedudukan sebagai ilmu, maka didalam
membahas fakta-fakta dari sebuah peristiwa perlu digeneralisasikan terlebih
dahulu. Dari generalisasi-generalisasi tersebut maka dapat diperoleh
kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap peristiwa tertentu. Selain itu dari
proses generalisasi dapat ditemukan kebenaran-kebenaran terhadap fakta-fakta
yang mendukung terjadinya sebuah peristiwa. Meskipun demikian
kebenaran-kebenaran itu sifatnya tidak abadi, akan tetapi pada suatu saat akan
ditemukan kebenaran-kebenaran baru yang didukung oleh bukti-bukti konkrit yang
lebih kuat kedudukannya.
Dalam disiplin ilmu sejarah ada dua macam tujuan
generalisasi, sebagai berikut :
1.
Generalisasi Saintifikasi
merupakan generalisasi yang sifatnya umum untuk mengecek teori yang lebih luas
karena sering kali berbeda dengan generalisasi ditingkat yang lebih sempit.
Contoh :
a. Bagi
kaum Marxisme bahwa semua revolusi dianggap perjuangan
sebagai perjuangan kelas. Hal ini kemudian digunakan untuk menganalisis
Revolusi Perancis, kemudian dipakai untuk semua revolusi.
b. Demikian
pula di Indonesia, dimana Tan Malaka dalam bukanya Massa Actie
menyusun periodisasi sejarah Indonesia dimulai dari migrasi bangsa Yunan samai
perebutan kekuasaan antara rakyat miskin dengan kaum imperialis. Karena Tan
Malaka menganut Marxisme maka didalam menyusun generalisasi sejarah Indonesia
tidak obyektif.
Akan tetapi generalisasi kaum Marxisme terbukti
tidak benar, karena masih terdapat kaum tani ( miskin ) yang tidak melakukan
perjuangan kelas, tetapi lebih senang bersama kaum borjuis atau
kapitalis.
2.
Generalisasi Simplifikasi
merupakan generalisasi yang sifatnya sempit dan sederhana. Maka dalam
menentukan simplifikasi terlebih dahulu menyusun periodisasi atau generalisasi
periodik untuk mengklasifikasi peristiwa-peristiwa sejarah dalam
tahapan-tahapan atau pembabakan tertentu. Dengan adanya klasifikasi maka akan
mempermudah seorang ahli sejarah dalam menganalisa suatu peristiwa.
b.
Pengertian periodisasi
Peristiwa-peristiwa sejarah terjadi dalam rentang
waktu yang sangat lama dan panjang. Dalam rentang waktu yang demikian panjang
tersebut sudah muncul banyak sekali kejadian-kejadian yang dimulai sejak
munculnya kehidupan manusia sampai sekarang. Maka tidaklah mungkin seorang ahli
sejarah dapat menganalisis seluruh peristiwa yang jumlahnya sedemikian banyak.
Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut maka
terlebih dahulu seorang ahli sejarah perlu menyusun periodisasi sejarah. Sudah
barang tentu peristiwa-peristiwa sejarah diklasifikasi menurut jamannya
masing-masing. Tujuan penyusunan periodisasi dan klasifikasi adalah untuk
membantu dan mempermudah ahli sejarah dalam menganalisis kejadian atau
peristiwa.
Penyusunan periodisasi sejarah
berdasarkan pada terjadinya peristiwa yang mempunyai tiga dimensi yaitu ruang (
spasial ), waktu ( temporal ) dan tema
tertentu ( tematis ). Dalam perodisasi tersebut maka
peristiwa-peristiwa yang sudah diklasifikasi disusun kembali berdasarkan pada
urutan-urutan waktu terjadinya sebuah peristiwa.
c. Pengertian
Kronologi
Ilmu sejarah berhubungan erat dengan perkembangan
manusia yang diliputi oleh perkembangan mulai dari taraf yang paling sederhana
sampai ketaraf yang paling kompleks. Dalam setiap perkembangan kehidupan
manusia itu diwarnai denganterjadinya berbagai peristiwa baik kecil maupun
besar. Dengan adanya kompleksitas peristiwa-peristiwa tersebut maka perlu
diklasifikasi berdasarkan bentuk dan jenis-jenis peristiwanya. Selanjutnya
peristiwa-peristiwa tersebut disusun secara kronologis berdasarkan urutan waktu
kajadian dari peristiwa.
Kronologi adalah urutan waktu peristiwa yang disusun
berdasarkan waktu terjadinya. Secara etimologi ( dari segi bahasa )
kronologi berasal dari kata chronos berarti waktu dan logos
berarti ilmu, jadi kronologi adalah ilmu tentang waktu. Menurut Alexander
de Xenopol bahwa peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang
dipelajari oleh Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sedangkan peristiwa yang berurutan
( succesion ) merupakan objek ilmu sejarah. Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta menjelaskan bahwa kronologi adalah
ilmu pengukur berdasarkan kesatuan waktu dan urutan-urutan waktu dari sejumlah
peritiwa tertentu. Adapun penyusunan peristiwa sejarah berdasarkan kronologi
adalah untuk menghindari kerancuan atau anakromisme waktu dalam sejarah
sehingga peristiwa dari satu jaman tidak akan masuk pada jaman yang lain.
Disamping itu, tujuan yang lain adalah untuk memperoleh pemahaman yang baik
dalam mempelajari sejarah dengan memperhatikan kronologi kejadian yang dimulai
dari latar belakang, proses terjadinya peristiwa, sebab akibat, tempat,
tanggal, bulan, tahun dan tokoh sejarah.
Dalam konsep kronologi peristiwa-peristiwa sejarah
yang terjadi pada masa lampau dapat direkonstruksi kembali secara tepat
berdasarkan urutan waktu. Adapun cara yang digunakan untuk menunjukkan tatanan
kronologi adalah menggunakan garis waktu dengan membaginya dengan periode yang
panjang. Ada berbagai macam urutan waktu yang digunakan dalam menyusun
kronologi ada yang menggunakan tahun masehi yang dimulai dari kelahiran Nabi
Isa, serta ada yang menggunakan tahun Islam yang dimulai dari hijrahnya Nabi
Muhammad S.A.W. dari Makah ke Madinah.
Terima kasih penjelasan ini sangat membantu ku dlm proses belajar ku..😄
BalasHapusSedangkan contoh dari generalisasi sendiri itu apa?
BalasHapus