Selasa, 21 Februari 2012

C. JEJAK PRASEJARAH DUKUH WATU TUMPANG


Dukuh Watu Tumpang merupakan wilayah desa Banjarsari, Kecamatan Bobotsari. Letaknya disebelah utara dukuh Mujan, menyeberangi sungai Klawing. Pedukuhan ini merupakan daerah perbukitan, dimana pada ujung puncak sebelah barat tepatnya ditebing sungai Klawing, terdapat bangunan batu besar. Bangunan batu besar ini oleh penduduk setempat disebut “Watu Tumpang,“ namun jika dilihat dari keadaan yang sesungguhnya menyerupai punden berundak-undak. Sehingga daerah perbukitan tersebut, oleh penduduk sekitarnya diberi nama “Watu Tumpang.”
Mengingat letaknya yang sejajar dengan dukuh Mujan, maka antara kedua bangunan tersebut saling berhubungan. Meskipun kegunaannya berbeda, namun fungsinya sama yaitu untuk memuja arwah nenek moyang. Kegunaan batu menhir adalah untuk mengikat hewan kurban, sedangkan batu berundak digunakan untuk melakukan upacara pemujaan. 
Bangunan ini terdiri dari tiga buah batu kali yang disusun berundak-undak, menghadap kearah timur. Pada batu bagian bawah berukuran besar dan merupakan pondasi alam yang sangat kuat dengan permukaan bagian atasnya rata. Pada permukaan bagian atas batu tersebut, disebelah timurnya dibiarkan kosong, sedangkan disebelah barat digunakan untuk meletakkan dua buah batu. Tiap-tiap susunan batu mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Pada susunan kedua terdapat batu berukuran sedang dengan permukaan rata, sehingga dapat digunakan untuk meletak batu ketiga. Sedangkan pada susunan ketiga terdapat batu terakhir yang berukuran kecil.
Apabila dihubungkan dengan sistim kepercayaan yang dianut oleh manusia purba, maka bangunan ini melambangkan tingkatan alam kehidupan manusia yang berbeda-beda. Susunan batu bagian bawah melambangkan kehidupan manusia pada alam dunia yang masih bersifat keduniawian dan masih rendah tingkatannya. Pada susunan batu kedua melambangkan kehidupan manusia pada alam antara, dimana  arwah para leluhur  merupakan roh halus yang  belum mencapai tingkat kesempurnaan, sehingga dianggap menempati batu, kayu, binatang dan tempat-tempat keramat. Sedangkan pada susunan batu ketiga melambangkan kehidupan arwah manusia yang sudah mencapai kesempurnaan dan menempati alam maya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar