TEAM
EKSKAVASI MENEMUKAN FOSIL BINATANG DI KEDUNG BRUBUS
Binatang
ternyata pernah hidup diwilayah kabupaten Madiun. Buktinya, ditemukan 19 fosil
hewan purba oleh team ekskavasi Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP)
Sangiran, disekitar waduk Kedungbrubus, desa Bulu, kecamatan Pilangkenceng.
Belasan fosil itu diduga sudah berumur antara 500.000-800.000 tahun atau
memasuki jaman tipic.
Ketua
team ekskavasi BPSMP Sangiran, Ilham Abdulah menjelaskan :“Perkiraan sementara,
waduk Kedungbrubus merupakan wilayah hutan purba. Sebab tidak ditemukan unsur-unsur
laut didalam kandungan tanahnya.” Menurut Ilham Abdulah, penggalian disekitar
waduk Kedungbrubus, dilaksanakan sejak tanggal 21 Juli 2011 yang lalu. Selama
Sembilan hari team ekskavasi dapat menemukan sejumlah fosil hewan, seperti paha
hewan dari genus stegodon atau gajah purba, gigi dan tulang rusuk badak purba,
plastron atau tulang tempurung kura-kura purba sebelah bawah dan tulang
binatang genus bovidae atau kerbau purba.
Ilham
Abdulah, mejelaskan :”Fosil hewan purba ini ditemukan di empat lokasi
penggalian. Dari petak 75 sampai Padas Gudik.” Rencananya, penemuan ini akan
dibawa ke Sangiran, untuk diteliti. Utamanya, untuk mengetahui asal-usulnya
hewan purba tersebut. Menurut Ilham Abdulah, pihaknya membutuhkan waktu sampai
Sembilan bulan untuk meneliti tulang binatang itu.
“Diharapkan
penelitian ini dapat memperoleh hasil. Khususnya untuk fosil kura-kura. Bisa
saja kura-kura itu spesies baru yang belum diteliti sampai mendetil. Maklum,
koleksi fosil kura-kura di Sangiran sedikit jika dibandingkan dengan binatang
lainnya” penjelasan Ilham.
Menurut
Ilham, penggalian di waduk Kedungbrubus berdasarkan pada studi pustaka dan
literature dari para arkheolog. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Eugene Dubois
sekitar tahun 1890 sampai penelitian Von Koeningswald. “Sebelum menjelajahi
Sangiran dan Trinil, Eugene Dubois, pertama kali mengadakan penelitian di
Kedungbrubus. Disini dia untuk pertama kalinya menemukan fosil. Diharakan,
penggalian yang dilaksanakan disini dapat menambah data yang sudah ada.”
Situs
Kedungbrubus juga memiliki banyak kesamaan dengan situs-situs lainnya. Sperti
situs di Mojokerto, Klagen (Gresik), Trinil (Ngawi), Ngandong (Blora), Sambung
Macan dan Bringin (Sragen), Sangiran, Semudo (Tegal), Pati Ayam (Kudus) sampai
Bumiayu.
“Situs-situs
ini menggambarkan kebudayaan dan kehidupan pada jaman homo erectus,” jelasnya.
Menurut Ilham, bahwa kegiatan ekskavasi melibatkan 23 orang peniliti yang
terdiri dari 6 arkheolog, peneliti bidang geologi, bidang biologi, kimia,
geografi serta banyak tenaga teknis penggalian. Team berasal dari berbagai
lembaga, akademisi dan mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar